Senin, 22 Oktober 2012

LATAR BELAKANG

Nama              : Eka Puspitasari
NPM               : 12210285
Kelas               : 3EA13
TUGAS           : METODE RISET


Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen dalam Pembelian Motor Matic

Menjadi suatu pilihan ketika akan membeli kendaraan bermotor dan pilihannya akan jatuh kepada motor matic. Salah satu sepeda motor yang sedang digemari masyarakat adalh motor matic dengan sistem injeksi yang sudah terkenal bisa membuat irit bahan bakar dan tentu saja dapat dibeli dengan harga murah.
Perkembangan industri otomotif dewasa ini sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari bnyaknnya merek kendaraan bermotor yang muncul di pasaran mulai dari merek Jepang samapi ke Motor Cina. Meskipun tujuan utama pembuatan motor matic adalah untuk perempuan, kini laki-laki pun banyak yang menggunakan jenis motor matic ini karena dianggap mudah menggunaknnya.

Dari kondisi tersebut di atas, dan semakin tingginya mobilitas dan kebutuhan masyarakat, maka membawa pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam pembelian motor matic. Di samping itu konsumen memiliki kebebasan dalam memilih produk. Untuk itu produsen memerlukan strategi dengan tujuan mencapai keunggulan bersaing dan memerlukan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dirumuskan masalah sebagai berikut :
  1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh perilaku konsumen yang terdiri dari faktor penampilan, spesifikasi, harga, dorongan sosial, dan promosi  terhadap keputusan untuk membeli produk motor matic.
  2. Mengetahui diantara faktor penampilan, spesifikasi, harga, dorongan sosial, dan promosi  yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan konsumen untuk membeli motor matic.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah :
  1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perilaku konsumen yang terdiri dari faktor penampilan, spesifikasi, harga, dorongan sosial, dan promosi  terhadap keputusan untuk membeli motor matic.
  2. Mengetahui diantara faktor penampilan, spesifikasi, harga, dorongan sosial, dan promosi  yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan konsumen untuk membeli produk notebook.

Manfaat Penelitian
  1. Sebagai bahan masukan bagi produsen motor matic dalam menetukan kebijakan dan strategi pasar.
  2. Dapat memperluas pengetahuan peneliti dalam bidang pemasaran  khususnya perilaku konsumen dalam keputusan membeli.
  3. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pemasaran di masa yang akan datang.

TEMA : Perilaku Konsumen

Nama              : Eka Puspitasari
NPM               : 12210285
Kelas               : 3EA13
TUGAS           : METODE RISET


Judul  : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen dalam Pembelian Motor Matic

Landasan Teori:

Perilaku Konsumen menurut Schiffman, Kanuk (2004) adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
Perilaku Konsumen menurut Schiffman, Kanuk (2004) adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :


Faktor Sosial

1.  Group
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).

2.  Family Influence
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204).

3.  Roles and Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).

Faktor Personal

1.  Economic Situation
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).

2.  Lifestyle
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)

3.  Personality and Self Concept
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).

4.  Age and Life Cycle Stage
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206

5.  Occupation
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).


Faktor Psychological

1.  Motivation
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).

2.  Perception
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215).

3.  Learning
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).

4.  Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).


Faktor Cultural

Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).
.
1.  Subculture
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).

2.  Social Class
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132).


Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Bentuk proses pengambilan keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
1.  Fully Planned Purchase,
Baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase dapat dialihkan dengan taktik marketing misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktivitas promosi lainnya.

2.  Partially Planned Purchase, 
Bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh discount harga, atau display produk

3.  Unplanned Purchase,
baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan sesorang akan kebutuhan dan memicu pembelian (Engel, F. James, et.al , 2001, pp.127-128)

JURNAL 3

Nama              : Eka Puspitasari
NPM               : 12210285
Kelas               : 3EA13
TUGAS           : METODE RISET


Tema / Topik
Perilaku Konsumen

Judul, Pengarang, Tahun
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MEMBELI MOBIL TOYOTA AVANZA dan DAIHATSU XENIA DI MEDAN yang dibuat oleh Erna Kartika pada tahun 2008

Latar Belakang & Masalah
Penjualan mobil secara nasional hampir menyentuh angka yang fantastis. Hingga mei 2008, angka penjualan mobil mencapai 237.492 unit (www.cetak-pajar.com). Toyota Avanza sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2004 terus menunjukkan dominasi. Toyota avanza terus menempati posisi teratas dalam hal mobil terlaris. Sedangkan penjualan Daihatsu Xenia tidak mampu menandingi jumlah penjualan Avanza walaupun sama-sama menempati posisi teratas dalam hal mobil terlaris. Padahal kedua mobil tersebut merupakan produk kolaborasi dan sama-sama diproduksi di bawah naungan Toyota Motor Corporation.

Tujuan Penelitian
  1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk dan harga terhadap minat konsumen untuk membeli Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia di Medan.

Metodologi Penelitian
  • Variabel


Variabel terikat (Y) adalah adalah minat konsumen untuk membeli Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia

Variabel bebas (X) terdiri dari strategi bauran pemasaran yang terdiri dari variabel produk dan harga
Data primer adalah data yang diperoleh dengan mengadakan wawancara langsung dengan customer Auto 2000 dan pemilik Avanza dan Xenia melalui survei lapangan
  • Data
Data primer adalah data yang diperoleh dengan mengadakan wawancara langsung dengan customer Auto 2000 dan pemilik Avanza dan Xenia melalui survei lapangan

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Pusat Data Samsat Medan, perpustakaan, dan media massa internet

  • Tahap Penelitian
  1. Asumsi Klasik,
  2. uji Validitas dan Reliabilitas,
  3. uji Normalitas, Korelasi dan
  4. uji Chi Square.

  • Metode Penelitian

Model analisis yang digunakan adalah model matematis yaitu model regresi linier berganda yaitu:
Y = B0 + B1X1 + B2X2 + e
Keterangan :
Y = minat membeli;
B0 = intersep;
B1 s.d B2 = koefisien regresi yang akan dihitung;
X1 = harga;
X2 = produk; dan
e = term of error.

Hasil dan Kesimpulan
Variabel produk dan harga mempunyai pengaruh terhadap minat beli seseorang atas mobil Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Strategi produk merupakan faktor paling dominan dalam mempengaruhi minat beli atas mobil Toyota Avanza, sedangkan minat beli atas mobil Daihatsu Xenia paling dominan dipengaruhi oleh harga.

Saran dan usulan lanjutan
Disarankan agar pada penelitian berikutnya variabelnya diperbanyak agar dapat mengetahui faktor mana yang paling dominan dan efektif dalam mempengaruhi minat beli seseorang.

JURNAL 2

Nama               : Eka Puspitasari
NPM                : 12210285
Kelas               : 3EA13
TUGAS           : METODE RISET



Tema / Topik
Perilaku Konsumen

Judul, Pengarang, Tahun
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM MINERAL DI KOTAMADYA SURABAYA yang dibuat oleh Ritawati Tedjakusuma, Sri Hartini, Muryani pada tahun 2001

Latar Belakang & Masalah
Perkembangan industri di kota Surabaya yang pesat tidak hanya membawa dampak positif tapi juga membawa dampak negatif. Yaitu masalah polusi. Baik itu masalah polusi udara, tanah, dan air. Mengenai masalah air, pemerintah melalui PDAM berusaha menyediakan dan memenuhi kebutuhan air minum yang sehat dan bebas polusi. Namun, masyarakat masih meragukan kesehatan dari air yang disediakan PDAM. Melihat kondisi ini, banyak perusahaan yang berusaha memanfaatkan peluang untuk memproduksi air minum yang benar-benar bersih, bebas polusi dan menyehatkan dalam bentuk gelas, botol dan galon, dengan menggunakan merk seperti Aqua, Club, Total, Ades, Aquase, Prima dan Cheer. Dari kondisi tersebut di atas, dan semakin tingginya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka membawa pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi air mineral. Di samping itu konsumen memiliki kebebasan dalam memilih produk.

Tujuan Penelitian
  1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih produk air mineral kemasan.
  2. Untuk mengetahui faktor paling dominan dalam keputusan memilih produk air mineral.
 
Metodologi Penelitian
  • Variabel

Variabel tergantung (Y) adalah perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral.

Variabel bebas (X) adalah variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi:
(1) Faktor pendidikan,
(2) penghasilan,
(3) harga,
(4) kualitas,
(5) distribusi, dan
(6) Promosi.
  • Data
Data primer adalah data yang diperoleh dengan mengadakan wawancara langsung dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Kantor Statistik Jatim.

  • Tahap Penelitian

(1) uji Validitas dan Reliabelitas,
(2) uji Normalitas,
(3) Korelasi dan
(4) uji Chi Square.

  • ModelPenelitian
Model analisis yang digunakan adalah model matematis yaitu model regresi linier berganda yaitu:
Y = B0 + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + B5X5 + B6X6 + e

Keterangan :
Y   = perilaku konsumen; 
B0 = intersep;
B1 s.d B6 = koefisien regresi yang akan dihitung;
X1 = pendidikan;
X2 = penghasilan; 
X3 = harga;
X4 = kualitas;
X5 = distribusi;
X6 = promosi dan
e    = variabel pengganggu.

Hasil dan Kesimpulan
Dari pengolahan dan analisis data, analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Bahwa perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral dipengaruhi secara bersama-sama dan bermakna oleh faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi
Harga mempunyai pengaruh dominan terhadap perilaku konsumen air minum mineral

Saran dan usulan lanjutan
Sehubungan penelitian ini hanya memperhatikan enam faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral, maka sangat perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut untuk melibatkan lebih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian air minum mineral, sehingga dapat diketahui efektivitas faktor-faktor tersebut terhadap perilaku konsumen

JURNAL 1


 
Nama               : Eka Puspitasari
NPM                : 12210285
Kelas               : 3EA13
TUGAS           : METODE RISET



Tema / Topik
Perilaku Konsumen

Judul, Pengarang, Tahun :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE yang dibuat oleh Novel Haliana pada tahun 2007

Latar Belakang & Masalah
Mie instan sebagaimana diketahui merupakan makanan cepat saji favotir masyarakat Indonesia. Itu disebabkan antara lain karena murah, penyajiannya mudah, dan mengenyangkan. Dengan semakin banyaknya produk mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merek yang sesuai dengan keinginannya. Untuk saat ini sudah banyak varian rasa yang telah tersedia di pasar untuk memenuhi kebutuhan para pecinta mie instan tersebut. Masing-masing produsen mempunyai produk unggulan yang digemari oleh setiap konsumen mereka. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis.

Tujuan Penelitian
  1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perilaku konsumen yang terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan untuk membeli Produk Mie Instan Merek Indomie.
  2. Untuk mengetahui diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi yang berpengaruh dominan terhadap keputusan konsumen untuk membeli Produk Mie Instan Merek Indomie.


Metodologi Penelitian
  •  Variabel
Variabel terikat (Y) adalah adalah keputusan pembelian produk.

Variabel bebas (X) terdiri dari faktor kebudayaan (pengalaman anggota keluarga, mengikuti teman dan gaya hidup), sosial(lingkungan, wilayah geografis dan kelas sosial), pribadi

(kebiasaan, uang saku dan situasi ekonomi) dan psikologis (dengan motivasi, persepsi dan pengetahuan).
  • Data
Data yang diambil adalah data primer, yaitu data yang diambil dari jawaban kuesioner yang diisi oleh masing-masing responden. Yaitu mahasiswa Gunadarma dari kelas 4EA01 hingga 4EA07 sebanyak 375 mahasiswa.

  • Tahap Penelitian
  1. Uji Validitas dan Reliabelitas, 
  2. Uji Normalitas, 
  3. Korelasi dan 
  4. Uji Chi Square.
  • Metode Penelitian
Model analisis yang digunakan adalah model matematis yaitu model regresi linier berganda yaitu: Y = B0 + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + e
Keterangan :
Y   = keputusan membeli; 
B0 = intersep; B1 s.d
B6 = koefisien regresi yang akan dihitung;
X1 = faktor budaya;
X2 = sosial;
X3 = pribadi;
X4 = psikologis; dan
e    = term of error.

Hasil dan Kesimpulan
Dari seluruh variabel bebas (budaya, sosial, pribadi dan psikologis) secara keseluruhan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian yang akan diambil oleh konsumen dalam pembelian Mie Instan Merek Indomie.
Variabel budaya menjadi faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan membeli produk Indomie

Saran dan usulan lanjutan
Disarankan agar pada penelitian berikutnya bisa ditambahkan beberapa indikator pada setiap variabel yang ada dengan penggunaan software yang berbeda.

Kamis, 18 Oktober 2012

Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian




Nama   : Eka Puspitasari
Npm     : 12210285
Kelas   : 3EA13 

Mt.kuliah Prilaku Konsumen (softskill)



BAB IV

Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
1.      Kriteria evaluasi
a.       Pedoman – pedoman tentang program pendidikan jasmani yang berlaku.
b.      Persepsi para pengembang program yang teruji secara teoritis.
c.       Pertimbangan evaluator.

Sesuai dengan permasalahan terdahulu yaitu pada bagian pendahuluan pelaksana program pendidikan jasmani. Oleh sebab itu program ini perlu di evaluasi. Dari evaluasi tersebut pihak perencana, pengambil keputusan, dan pelaksana akan mendapatkan masukan yang diperlukan guna penyempurnaan lebih lanjut.

Penelitian evaluasi tentang pelaksanaan program pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan membandingkan antara proses pelaksanaan program atau proses pelaksanaan yang program yang terjadi dalam pembelajaran dengan proses pembelajaran yang seharusnya dilaksanakan atau yang sesuai kurikulum ideal, yaitu termuat dalam buku GBPP kurikulum pendidikan jasmani.

Kunci pelaksanaan program apakah program telah sesuai dengan criteria kurikulum ideal yaitu yang tercantum dalam Buku Kurikulum Pendidikan Jasmani tahun 2004. Kriteria menurut Ebel (1972), yang digunakan untuk menentukan nilai prestasi yang diklasifikasikan atas dasar tingkatan sebagai berikut :
A = 81-100% Sangat baik
B = 61-80% Baik
C = 41-60% Cukup
D = 21-40% Kurang
E = 0-20% Sangat kurang
Atau Klasifikasi :
A = 81-100% sangat memadai
B = 61-80% memadai
C = 41-60% cukup memadai
D = 21-40 %kurang memadai
E = 0-21% sangat kurang memadai.

2.      Menentukan alternatif pilihan
Sejumlah besar penelitian dan strategi pemasaran telah mengasumsikan pembuat keputusan konsumen rasional dengan yang terdefinisi dengan baik, preferensi stabil. Konsumen juga dianggap memiliki kemampuan cukup untuk menghitung pilihan mana yang akan memaksimalkan nilainya, dan akan memilih atas dasar ini.
1.      Pilihan afektif
pilihan afektif yang paling mungkin ketika motif yang mendasari consummatory daripada instrumental. Consummatory motif mendasari perilaku yang secara intrinsik bermanfaat untuk individu yang terlibat. Motif Instrumental mengaktifkan perilaku yang dirancang untuk mencapai tujuan kedua.memvisualisasikan bagaimana manfaat yang dirasakan selama dan setelah pengalaman konsumsi. Hal ini sangat penting bagi merek baru atau produk dan jasa. Konsumen yang telah memiliki pengalaman dengan sebuah produk atau merek memiliki dasar untuk membayangkan respon afektif  yang dihasilkan.

2.      Atribut berbasis versus atribut proses pilihan
Dua proses pertimbangan yang mungkin digunakan untuk membeli kamera digital:
Proses 1: 
Setelah konsultasi Internet untuk menentukan fitur apa yang paling disukai,  konsumen kemudian pergi ke toko elektronik lokal dan membandingkan berbagai merek fitur yang paling penting baginya yaitu, otomatis, kamera ukuran, fitur zoom, dan ukuran penyimpanan. Dia melihat keynggulan masing-masing model atas atribut dan kesan umum nya model kualitas masing-masing. Atas dasar evaluasi ini, ia memilih SportZoom Olympus.
Proses  2: 
konsumen mengingat bahwa temannya Olympus SportZoom bekerja dengan baik dan tampak "baik",orang tuanya memiliki Easyshare Kodak yang juga bekerja dengan baik tapi agak besar dan berat, dan tua Fujifilm Finepix tidak diinginkan serta ia diharapkan . Di toko elektronik setempat ia melihat bahwa model dan Kodak Olympus memiliki harga yang sama dan memutuskan untuk membeli SportZoom Olympus.


3.      Menaksir alternatif pilihan
Jika Anda membeli komputer notebook, Anda mungkin akan membuat perbandingan langsung seluruh merek pada fitur-fitur seperti harga, berat, dan kejelasan tampilan. Penilaian perbandingan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat.

1.      Akurasi penilaian individu
penlitian menunjukkan individu yang biasanya tidak memperhatikan perbedaan yang relatif kecil antara merek atau perubahan atribut merek. Selain itu, kompleksitas banyak produk dan jasa serta fakta bahwa beberapa aspek kinerja dapat dinilai hanya setelah digunakan luas membuat perbandingan merek akurat sulit.
2.      Penggunaan Indikator pengganti
Secara umum, indikator pengganti beroperasi lebih kuat ketika konsumen tidak memiliki keahlian untuk membuat penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi atau kepentingan dalam keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait lainnya yang kurang
3.      Pentingnya relatif dan Pengaruh Kriteria evaluative
Pentingnya kriteria evaluatif bervariasi antara individu dan juga di dalam individu yang sama dari waktu ke waktu. Penggunaan situasi, konteks Kompetitif-Secara umum, efek Iklan.
4.      Kriteria evaluatif, Hukum Individu, dan Strategi Pemasaran    
Pemasar harus memahami kriteria evaluatif konsumen yang menggunakan produk mereka dan mengembangkan produk yang unggul pada fitur ini.Semua aspek dari komunikasi pemasaran harus mengkomunikasikan keunggulan produk. Pemasar juga harus mengenali dan bereaksi terhadap kemampuan individu untuk menilai kriteria evaluatif, serta kecenderungan mereka untuk menggunakan indikator pengganti
Tema periklanan yang menekankan penggunaan kesempatan khusus untuk yang merek ini khusus sesuai dapat efektif, seperti dapat strategi seperti citra yang menarik perhatian konsumen untuk suatu atribut di mana perusahaan merek ini sangat kuat.

4.      Menyeleksi aturan pengambilankeputusan
Tingkat tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. keputusan disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif yang bisa diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu "terbaik" alternatif.

1.      Kata penghubung Aturan Keputusan
     Aturan keputusan kata penghubung menetapkan standar kinerja minimum yang diperlukan untuk setiap kriteria evaluatif dan memilih yang pertama atau semua merek yang memenuhi atau melebihi standar minimum.Karena individu memiliki keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi, aturan kata penghubung yang sering digunakan untuk mengurangi ukuran tugas pengolahan informasi untuk beberapa tingkat dikelola

2.         Disjungtif Aturan Keputusan
Aturan keputusan disjungtif menetapkan tingkat minimum kinerja untuk setiap atribut yang penting (sering level yang cukup tinggi). Ketika aturan pengambilan keputusan disjungtif digunakan oleh target pasar, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui konsumen persyaratan pada setidaknya salah satu kriteria kunci.

3.      Eliminasi oleh aspek Aturan Keputusan
Untuk target pasar menggunakan eliminasi oleh aspek aturan, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui  satu atau lebih persyaratan konsumen persyaratan (dalam urutan) dari kriteria yang digunakan dari kompetisi.
4.     
      Leksikografis Aturan Keputusan
Aturan pengambilan keputusan leksikografis mirip dengan eliminasi-oleh aspek aturan-. Perbedaannya adalah bahwa aturan leksikografis mencari kinerja maksimum pada setiap tahap, sedangkan eliminasi oleh aspek mencari kinerja yang memuaskan pada setiap tahap.

5.      Kompensasi Aturan Keputusan
Aturan keputusan kompensasi menyatakan bahwa merek yang tingkatan tertinggi pada jumlah konsumen penilaian dari kriteria evaluatif yang relevan akan dipilih.memiliki tingkat kinerja pada atau di dekat kompetisi pada pentingnya fitur lebih karena mereka menerima lebih berat dalam keputusan daripada atribut lainnya.