NPM : 12210285
Kelas : 3EA13
Tugas Softskill
Pengertian
Metode
ilmiah merupakan suatu pengajaran terhadap kebenaran yang diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh
interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak
untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan
kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai
hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama.
Metode
Ilmiah memiliki ciri-ciri keilmuan, yaitu :
- Rasional: sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia
- Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati dengan menggunakan panca indera
- Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah logis.
Syarat-syarat
Metode Ilmiah, diantaranya :
- Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau didukung metodik fakta empiris.
- Metodik, artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
- Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan.
- Universal, artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja tetapi semua orang melalui eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama.
Sifat
Metode Ilmiah :
- Efisien dalam penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu).
- Terbuka (dapat dipakai oleh siapa saja).
- Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan).
Pola
pikir dalam metode ilmiah :
- Induktif: Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup terbatas dalam menyusun argumentasi dan terkait dengan empirisme.
- Deduktif: Pengambilan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir silogismus dan terkait dengan rasionalisme.Langkah – langkah Metode Penelitian, diantaranya :
a.
Perumusan masalah
Proses
kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu hal. Ketertarikan ini
karena manusia memiliki sifat perhatian. Pada saat kita tertarik pada sesuatu,
sering timbul pertanyaan dalam pikiran kita. Perumusan masalah merupakan
langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut
menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan masalah
tersebut. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatu objek serta
dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan objek tersebut. Masalah
yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan
masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.
b.
Pembuatan kerangka berfikir
Pembuatan
kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antar
berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan.
Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola berfikir logis, analitis, dan
sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber
informasi. Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau dengan pengamatan
langsung.
c.
Penarikan hipotesis
Hipotesis
merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan
hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan
oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun hipotesis.
Masalah yang dirumuskan harus relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis
digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian
sebelumnya.
d.
Pengujian Hipotesis/eksperiment
Pengujian
hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan
berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang
dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan
kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang
relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat
bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
e.
Penarikan kesimpulan
Penarikan
kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu
ditolak atau diterima. Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian dari pengetahuan
ilmiah, sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan. Syarat keilmuan yakni
mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah
sebelumnya serta telah teruji kebenarannya. Melalui kesimpulan maka akan
terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan
kebenarannya.
SIMPULAN:
Metode Ilmiah sebagai wahana peneguh Ilmu Pengetahuan, dengan cara:
- Mengadakan deskripsi, menggambarkan secara jelas dan cermat hal-hal yang dipersoalkan.
- Menerangkan/Eksplanasi, menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa peristiwa/gejala.
- Menyusun Teori, mencari dan merumuskan hukum-hukum mengenai hubungan antara kondisi yang satu dengan yang lain atau hubungan peristiwa yang satu dengan yang lain.
- Membuat Prediksi/Peramalan, membuat ramalan, estimasi dan proyeksi mengenai peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi atau gejala-gejala yang akan muncul.
- Melakukan Pengendalian, melakukan tindakan guna mengendalikan peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala.
Teori
Kebenaran Ilmiah
1.
Teori koherensi : pernyataan dianggap benar jika pernyataan itu bersifata
koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar.
Misalnya
: setiap manusia akan mati, maka di fulan pasti akan mati.
2.
Teori korespondensi : pernyataan dianggap benar jika materi pengetahuan yang
dikandung itu berkorespondensi (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh
pernyataan tersebut. Ibu kota Indonesia adalah Jakarta, dan memang faktanya
ibukota Indonesia adalah Jakarta.
3.
Teori pragmatis, ialah kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah
pernyataan itu bersifat fungsional dalam kehidupan praktis atau memiliki
kegunaan dalam kehidupan manusia.
Keterkaitan antara Analisis Kasus dengan Adanya Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau
proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi
yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.
Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi
suatu teori ilmiah.
Karakterisasi Metode Ilmiah
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.
Proses pengukuran
dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau
dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti
bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan
ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan
suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam
itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel,
digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan
perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya
ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran
tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan
pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur
Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah adalah sebagai
berikut:
1. Perumusan
masalah
Perumusan masalah adalah langkah awal dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah kesulitan yang dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya. Masalah penelitian dapat di ambil dari masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar kita, baik benda mati maupun makhluk hidup. Misalnya, saat kamu berada di pantai dan mengamati ombak di lautan. Pada saat itu di pikiranmu mungkin timbul pertanyaan, mengapa terjadi ombak? Atau, bagaimanakah cara terjadinya ombak? Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi masalah.Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian kita.
Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai berikut :
- Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya.
- Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok permasalahan.
- Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.
2. Perumusan
hipotesis
Ketika kita
mengajukan atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada saat itu
jawabanya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih meragukan dan
bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk
mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang
dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut
sebagai hipotesis penelitian. Hipotesisi penelitian dapat juga dikatakan
sebagai dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum
dibuktikan kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita
buat mungkin saja salah. Ileh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan
untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat
3. Perancangan
penelitian
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode penelitian, alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus disiapkan dalam rancangan penelitian.
Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki. Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui populasi hewan komodo yang hidup di Pulau komodo pada tahun 2008.
Adapun penelitian
eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh
penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan pertumbuhan
tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat
yang gelap.
Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi.
Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi :
- Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau sengaja diubah dan dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat)
- Variabel terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur (dipengaruhi oleh variabel bebas)
- Variabel control yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.
4. Pelaksanaan
penelitian
Langkah langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan rancangan penelitian. Alat, bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan baik.
b. Pelaksanaan
·
Pengumpulan/pengambilan
data
a) Data kualitatif
merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan alat
indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman (hidung), indra
pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan indra peraba (kulit).
Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah mangga maka data
kualitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa buah, warna kulit, dan
daging buah, serta wangi atau aroma buah.
b) Data kualitatif
merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan diperoleh
data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah
mangga,ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
·
Pengolahan data,
setelah data-data yang kita perlukan berhasil dikumpulkan maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang kita
peroleh dapat ditulis atau kita nyatakan dalam beberapa bentuk, seperti table,
grafik dan diagram.
·
Menarik kesimpulan,
setelah pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka kita dapat
mengetahui apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil penelitian atau
mungkin juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil kesimpilan dari
penelitian yang telah kita lakukan. Kesimpulan yang kita peroleh dari hasil
penelitian dapat mendukung hipotesis yang kita buat, tetapi kesimpulan yang
kita ambil harus dapat menjawab permasalahan yang melatarbelakangi penelitian.
5. Pelaporan
penelitian
Sistematika penyusunan laporan penelitian:
- Pendahuluan, bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan hasil penelitian dan berisi tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan hipotesis
- Telaah kepustakaan/kajian teori, bagian kajian teori merupakan bagian yang berisi tentang hasil telaah yang dilakukan oleh peneliti terhadap teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
- Metode penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti mulai dari persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah penelitian. Bagian metode penelitian berisi tentang teknik pengambilan data, cara atau teknik pengolahan data, populasi dan sampel, alat, bahan, tempat dan waktu penelitian.
- Hasil dan pembahasan penelitian, berisi tentang data hasil penelitian yang berhasil dikumpulkan selama penelitian. Data yang diperoleh disampaikan dalam bentuk grafik, tabel , atau diagram.
Contoh Metode Penulisan Ilmiah
''LINGKUNGAN
HIDUP DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN''
DAFTAR
ISI
ABSTRAK
i
DAFTAR
ISI ii
DAFTAR
GAMBAR iii
BAB
I PENDAHULUAN 1
1.1.
Latar Belakang 1
1.2.
Landasan Teori 2
1.3.
Ruang Lingkup 3
1.4.
Perumusan Masalah 4
1.4.1.
Research Question 4
1.4.2.
Signifikansi Permasalahan 4
1.5.
Tujuan Penelitian 5
BAB
II RANCANGAN PENELITIAN 6
2.1.
Metode Penelitian 6
2.2.
Tahapan Penelitian 7
2.3.
Subyek Penelitian 8
BAB
III ALAT PENELITIAN 11
BAB
IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 16
BAB
V KESIMPULAN 20
REFERENSI
21
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
1 – Contoh Hasil Masukkan DataMentah 17
Gambar
2 – Lanjutan Contoh Hasil Masukkan Data Mentah 17
Gambar
3 – Contoh Hasil Transformasi Data 18
Gambar
4 – Lanjutan Contoh Hasil Transformasi Data 18
Gambar
5 – Lanjutan Contoh Hasil Transformasi Data 19
''LINGKUNGAN HIDUP DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN''
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lingkungan
hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997, didefenisikan sebagai kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup. Pada dasarnya lingkungan hidup dikenal sebagai
tempat dimana semua makhluk hidup tinggal dan melakukan kehidupannya
sehari-hari.
Di
saat sekarang ini masyarakat sudah tidak peduli lagi terhadap lingkungan hidup
tempat mereka tinggal. Hal ini telihat dari semakin sedikitnya masyarakat yang
peduli terhadap kelestarian lingkungan. Banyak masyarakat yang merusak
lingkungan atau mengeksploitasi lingkungan secara berlebihan. Hal ini
menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan.
Selain
itu, kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaannya juga menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan. Banyak polutan yang menyebabkan lingkungan menjadi
tercemar dan kotor. Hal ini juga terjadi di lungkangan sekitar tempat tinggal
penulis.
Berdasarkan
kondisi dan keadaan di lingkungan tersebut, penulis menyusun karya tulis ini
agar dapat memberikan informasi mengenai keadaan lingkungan sekitar penulis
yang sudah banyak tercemar akibat kegiatan masyarakat sekitar.
1.2 Batasan Masalah
Didalam
pembuatan karya tulis ini penulis akan membahas mengenai defenisi lingkungan
hidup dan jenis – jenis zat yang mengakibatkan pencemaran lingkungan. Penulis
akan membahas mengenai beberapa masalah, yaitu :
a.
Lingkungan hidup dan perubahannya
b. Faktor penyebab perubahan lingkungan hidup
c. Pencemaran lingkungan hidup dan zat pencemarnya.
b. Faktor penyebab perubahan lingkungan hidup
c. Pencemaran lingkungan hidup dan zat pencemarnya.
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarka
latar belakang yang menjadi alasan penulis membuat karya ilmiah ini, penulis
membuat karya ilmiah ini dengan tujuan untuk :
a.
Memberi tahukan kepada pembaca mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi di
lingkungan sekitar tempat tinggal penulis.
b.
Dapat mengajak pembaca untuk mengurangi kebiasaan membuang sampah sembarangan
dan menyebabkan pencemaran lingkungan.
c.
Untuk melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
1.4
Metode Penelitian
Dalam
membuat karya ilmiah ini, penulis mengunakan metode studi pustaka. Penulis
mempelajari beberapa buku referensi yang sesuai dengan permasalahan yang
penulis bahas dalam karya ilmiah ini.
Penulis
juga mengunakan metode penelitian,yakni penulis meninjau lokasi tempat
pencemaran yang ada di lingkungan penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Lingkungan Hidup dan Perubahannya.
Lingkungan
hidup, menurut UU No. 23 tahun 1997, didefenisikan sebagai kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup. Dalam pengelolaan lingkungan hidup, manusia
mempunyai peran yang sangat penting, karena pengelolaan lingkungan hidup pada
akhirnya ditujukan untuk keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi ini.
Istilah
lingkungan hidup pertama kali dimunculkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1886,
yang menunjuk kepada keseluruhan organism atau pola hebungan antar organism dan
lingkungannya. Ekologi adalah cabang dari ilmu Biologi yang mempelajari
mengenai lingkungan hidup (Ekosistem) atau planet bumi ini secara keseluruhan.
Lingkungan hidup mempunyai fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai tempat
kediaman dan sebagai sumber kehidupan.
Ekosistem
adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh
dan saling mempengaruhi dalam bentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan. Peranan ekosistem diantaranya :
- Pemurnian udara dan air
- Pengurangan kekeringan dan banjir
- Pembentukan dan pemeliharaan kesuburan tanah
- Detoksifikasi (penetralan racun) dan dekomposisi (penguraian sampah)
- Penyerbukan tanaman perkebunan dan vegetasi alami
- Penyebaran benih
- Siklus dan pergerakan nutrien
- Pengendalian mayoritas hama agrikultur potensial secara luas
- Pemeliharaan biodiversitas
- Perlindungan pantai dari erosi oleh ombak
- Perlindungan dari sinar ultraviolet matahari yang berbahaya
- Stabilitas iklim parsial
- Pengendalian cuaca yang ekstrim dan dampaknya
Pembangunan
yang dilakukan saat ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan manusia.
Pembangunan diutamakan untuk “pertumbuhan ekonomi” yang tidak ramah lingkungan.
Semuanya itu menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Pengaruh
terhadap lingkungan sebagai akibat pengurasan dan pemborosan sumber daya alam
serta pencemaran lingkungan di antaranya adalah :
- Peningkatan pencemaran limbah B3 (bahan buangan barbahaya beracun)
- Peningkatan hujan asam
- Penipisan gas O3 (lapisan ozon) di atmosfir yang merupakan pelindung bumi dari berbagai sinar kosmis yang membahayakan kesehatan.
- Peningkatan gas-gas rumah kaca seperti CO2, CH4, CPC, dan N2O
- Pemanasan global
- Punahnya hutan tropis dengan laju kepunahan 100.000 km2/tahun
- Degradasi keanekaragaman hayati bumi
- Penyusutan tanah subur dan peningkatan tanah kritis
- Krisis air bersih
Dengan
kondisi seperti ini, lingkungan hidup perlu diatur dan dikelola dengan baik
sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal, mencukupi kebutuhan hidup
generasi saat ini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
hidup generasi yang akan datang. Saat ini, telah dikembangkan berbagai macam
cara untuk melestarikan lingkungan hidup. Seperti pengolahan sampah dan
pemakaian sumber energi alternatif.
B.
Faktor penyebab perubahan lingkungan hidup.
1.
Perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia.
- Pencemaran lingkungan
- Penebangan hutan
- Pembangunan
- Penggunaan pestisida
2.
Perubahan lingkungan akibat faktor alam
- Banjir
- Gempa bumi
- Gunung meletus
C.
Pencemaran Lingkungan Hidup
1.
Pencemaran
Dalam
UU no. 4/1992 diperbarui dengan UU no. 23/997 tentang pengelolaan lingkungan
hidup didefenisikan sebagai masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan turun sampai tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukkannya. Dengan demikian bahan yang diintroduksi ke
lingkungan adalah pencemar atau polutan.
2.
Jenis – Jenis Pencemaran.
a)
Pencemaran Udara
Udara
di alam tidak pernah benar-benar bebas pencemar sama sekali karena berbagai
kegiatan alami seperti kegiatan vulkanik, pembusukan sampah, dan pembakaran
hutan menghasilkan gas SO2, H2S, dan CO sebagai produk sampingnya. Di samping
itu partikel bisa tersebar melalui angin dan kegiatan vulkanik. Kegiatan lain
yang dapat meningkatkkan pencemar di udara adalah kegiatan manusia. Sumber
pencemar udara primer adalah CO, Nox, Hidrokarbon (HC), Sox, dan partikel.
Sumber utama pencemar udara berasal dari transportasi yang menyumbang hampir
60% CO dan 15% HC.
Polutan
pencemaran udara yaitu :
1)
Karbon Dioksida (CO2).
Karbon
dioksida dihasilkan dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau
batubara), pembakaran gas alam dan hutan, respirasi, dan pembusukan.
2)
Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen Monoksida (NO).
Berasal
dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), misalnya gas
buangan kendaraan.
3)
Karbon Monoksida (CO).
Berasal
dari pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara) dan gas buangan
kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak sempurna. Selain itu, CO juga bisa
berasal dari pembakaran sampah dan industri.
4)
Kloro fluoro karbon (CFC).
Berasal
dari pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan yang menggunakan penyemprot
aerosol.
5)
Dioksin.
Dioksin
terdiri dari 210 senyawa yang termasuk golongan polychlorinated
dibenzo-p-dioksin (PCDD) dan polychlorinated dibenzofuran (PCDF). Dioksin
bersifat karsinogenik (bahan yang diduga penyebab kanker) kuat dan menyebabkan
perubahan system hormon, pertumbuhan abnormal, mengganggu janin, menurunkan
kapasitas reproduksi, dan penghambatan system kekebalan tubuh.
Sumber
dioksin adalah pembakaran bahan bakar biomassa, limbah pertanian, dan sampah.
Pembentukan dioksin terjadi saat pembakaran bahan yang mengandung khlor seperti
limbah tumbuhan, banyak jenis kertas, dan berbagai jenis plastic, juga bensin
bertimbal yang mengandung khlor. Penyebaran dioksin dapat melalui udara lalu
mengendap di permukaan tanah, bangunan, air, daun, dan lain-lain.
6)
Nitrogen Oksida(NO).
Sumber
NO terbanyak dilepaskan dari hasil kegiatan bakteri dalam bentuk NO namun tidak
menyebabkan masalah karena tersebar secara merata. Sumber lain yang bermasalah
yaitu yang berasal dari kegiatan manusia seperti pembakaran arang, minyak gas
alam dan bensin/transportasi karena dapat menumpuk di suatu lokasi tertentu
dalam jumlah yang cukup besar. gas NO dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman,
seperti munculnya bintik pada daun, nekrosis, sampai menghambat kecepatan pada
fotosintesis. Selain itu, NO dapat menyebabkan paralisis system saraf pada
hewan.
7)
Hidrokarbon (HC) dan Oksidan Fotokimia.
Hidrokarbon
dihasilkan dari kegiatan manusia dengan sumber utama transportasi (sekitar
50%), pembakaran gas, minyak, arang an kayu, proses industri, pembuangan
sampah, kebakaran hutan dan sebagainya. Bahaya polutan HC berasal dari hasil
reaksi fotokimia yang melibatkan sinar matahari dan siklus fotolitik NO. dampak
HC dan oksida fotokimia terhadap tumbuhan beragam seperti nekrosis, daun muda
rusak, menghambat pertumbuhan, dan bagian-bagian bunga mati. Sedangkan dampak
terhadap manusia meliputi iritasi mukosa dan mata, gangguan sistem pernapasan
serta hilangnya koordinasi tubuh.
8)
Timbal (Pb).
Gas
Pb dihasilkan dari pembakaran zat aditif bensin. Sumber lain partikel Pb adalah
pabrik alkil Pb dan Pb oksida dan pembakaran arang.
9)
Sulfur Oksida (SO).
Berasal
dari aktifitas vulkanik an aktifitas manusia seperti pembakaran arang, minyak,
dan gas. Sumber lainnya yaitu proses industri seperti pemurnian petroleum,
industry H2SO4, dan peleburan baja. dampak sulfur terhadap tanaman menyebabkan
warna daun memucat, kering, dan mati sedangkan dampak kronis menyebabkan daun
kuning karena pembentukan klorofil terhalang. Pengaruh terhadap manusia
menyebabkan iritasi pada sistem respirasi dan merupakan polutan yang berbahaya
untuk orang tua dan penderita kronis system pernapasan dan kardiovaskuler.
10)
Partikel.
Polutan
jenis ini berada di udara dalam jumlah cukup tinggi terutama di kota. Sumbernya
berasal dari kegiatan vulksnik sedangkan sumber utama dari kegiatan manusia
berasal dari pembakaran diikuti industri seperti peleburan baja. Partikel
mengganggu proses fotosintesis karena kerak yang terbentuk dari campuran
partikel dan uap air di daun yang tidak tercuci dengan air hujan.
11)
Pengaruh rumah kaca.
Rumah
kaca dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global, yaitu naiknya suhu bumi
akibat meningkatnya gas rumah kaca dan menyebabkan kandungan energi meningkat
mendorong terjadinya perubahan iklim antara lain frekuensi dan intensitas badai
dan peristiwa ekstrim lainnya.
b)
Pencemaran Air
Sumber
pencemaran air meliputi sebagai berikut :
1)
Padatan
Polutan
dalam bentuk padatan terbagi ke dalam padatan terendapkan (sedimen),
tersuspensi, dan koloid,terlarut, lemak, dan minyak. Sedimen adalah padatan
yang langsung mengendap jika air didiamkan beberapa saat karena ukurannya
relatif besar. sedimen merupakan padatan yang umum ditemukan dalam air
permukaan akibat erosi. Padatan menyebabkan air sungai menjadi keruh, tidak
terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung kecuali ada gangguan kesetimbangan
menyebabkan terjadinya penggumpalan dan pengendapan.
2)
Limbah Pertanian.
Kegiatan
pengolahan tanah (menyebabkan sedimentasi), pemupukan, dan pemberantasan hama
merupakan kegiatan yang menjadi sumber terlepasnya limbah pertanian ke perairan
karena biasanya tidak semua pupuk dan pestisida yang terpakai. Pupuk yang kaya
unsure hara akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi dan kerusakan ekosistem.
Beberapa polutan yang biasa dipakai pada pertanian :