Nama : Eka Puspitasari
NPM : 12210285
Kelas : 3EA13
Tugas Softskill Bahasa Indonesia
NPM : 12210285
Kelas : 3EA13
Tugas Softskill Bahasa Indonesia
A. Pengertian Resensi
Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa
latin, dari kata kerja revidere atau recensere yang memilik arti melihat
kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie
sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut.
B. Pengertian Resensi Menurut Pendapat Ahli
Berikut ini adalah pengertin resensi menurut
pendapat para ahli.
1. WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada halayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli.
2. Menurut Panuti Sudjiman (1984) resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.
3. Saryono (1997:56) menjelaskan pengertian resensi sebagai sebuah tulisan berupa esay dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.
1. WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada halayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli.
2. Menurut Panuti Sudjiman (1984) resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.
3. Saryono (1997:56) menjelaskan pengertian resensi sebagai sebuah tulisan berupa esay dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.
C. Tujuan Resensi
Adapun penulisan resensi ditujukan dengan maksud
sebagai berikut.
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku
D. Jenis-jenis Resensi
Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu:
1. Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2. Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3. Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.
1. Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2. Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3. Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.
E. Unsur-unsur Resensi
Dalam membuat resensi, terdapat unsure-unsur yang
harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut
ini adalah beberapa unsur yang harus ada dalam pembuatan resensi.
1. Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
2. Menyusun data buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Judul buku;
b. Pengarang;
c. Penerbit;
d. Tahun terbit beserta cetakannya;
e. Dimensi buku;
f. Harga buku;
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Judul buku;
b. Pengarang;
c. Penerbit;
d. Tahun terbit beserta cetakannya;
e. Dimensi buku;
f. Harga buku;
3. Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
4. Penutup resensi buku
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.
F. Tahap Penulisan Resensi
Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam
penulisan sebuah resensi buku.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.
2. Tahap Pengerjaan
a. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b. Membuat isi resensi, diantaranya:
• Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
• Menentukan judul resensi.
• Membuat ringkasan secara garis besar.
• Memberikan penilaian buku.
• Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
• Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
• Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.
a. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b. Membuat isi resensi, diantaranya:
• Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
• Menentukan judul resensi.
• Membuat ringkasan secara garis besar.
• Memberikan penilaian buku.
• Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
• Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
• Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.
G. Tips Menulis Resensi
Berikut ini adalah tips dalam menulis resensi:
1. Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensi.
2. Catatlah identitas buku yang akan diresensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku.
3. Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan.
4. Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku.
5. Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis.
6. Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak.
1. Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensi.
2. Catatlah identitas buku yang akan diresensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku.
3. Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan.
4. Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku.
5. Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis.
6. Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak.
Contoh
Resensi Novel:
LASKAR PELANGI
A. Identitas Buku
Judul Buku
: Laskar Pelangi
Penulis
: Andrea
Hirata
Negara
: Indonesia
Bahasa
: Indonesia
Genre
:
Roman
Penerbit
: Yogyakarta: Bentang
Pustaka
Tanggal terbit : 2005
Halaman
: xxxiv, 529 halaman
Laskar Pelangi adalah novel pertama
karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005.
Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang
bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di pulau Belitong yang
penuh dengan keterbatasan.
B. Isi Buku
1. Sinopsis
Sepuluh anak Melayu Belitong yaitu
Ikal, Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara, N.A. Sahara Aulia
Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah, Mahar Ahlan bin Jumadi
Ahlan bin Zubair bin Awam, Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman (Kiong), Syahdan
Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz, Mukharam Kucai Khairani, Borek alias Samson,
Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari, dan Harun Ardhli
Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan yang disebut Laskar Pelangi ini tak
menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka.
Sebut saja Lintang, seorang kuli
kopra cilik, yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang
pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu-bahkan terkadang hanya untuk
menyanyikan lagu padamu negeri di akhir jam sekolah. Ayahnya bekerja sebagai
nelayan miskin yang tidak memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14
jiwa anggota keluarga. Lintang telah menunjukkan minat besar untuk bersekolah
semenjak hari pertama berada di sekolah. Ia selalu aktif didalam kelas dan
memiliki cita-cita sebagai ahli matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar,
pria kecil berambut merah ikal ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya.
Cita-citanya terpaksa ditinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai
kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
Mahar, seorang pesuruh tukang parut
kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan
sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah
kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus. Pria tampan bertubuh kurus ini
memiliki bakat dan minat besar pada seni. Bakat besarnya pertama kali diketahui
ketika tanpa sengaja Bu Muslimah menunjuknya untuk bernyanyi di depan kelas
saat pelajaran seni suara. Pria yang menyenangi okultisme ini sering dipojokkan
teman-temannya. Ketika dewasa, Mahar sempat menganggur menunggu nasib
menyapanya karena tak bisa ke manapun lantaran ibunya yang sakit-sakitan. Akan
tetapi, nasib baik menyapanya dan ia diajak petinggi untuk membuat dokumentasi
permainan anak tradisional setelah membaca artikel yang ia tulis di sebuah
majalah, dan akhirnya ia berhasil meluncurkan sebuah novel tentang
persahabatan.
Tokoh ‘aku’ dalam cerita ini. Ikal
yang selalu menjadi peringkat kedua memiliki teman sebangku bernama Lintang,
yang merupakan anak terpintar dalam Laskar Pelangi. Ia berminat pada sastra,
terlihat dari kesehariannya yang senang menulis puisi. Ia menyukai A Ling,
sepupu dari A Kiong, yang ditemuinya pertama kali di sebuah toko kelontong
bernama Toko Sinar Harapan. Pada akhirnya hubungan mereka berdua terpaksa
berakhir oleh jarak akibat kepergian A Ling ke Jakarta untuk menemani bibinya.
Sahara, satu-satunya gadis dalam
anggota Laskar Pelangi. Sahara adalah gadis keras kepala berpendirian kuat yang
sangat patuh kepada agama. Ia adalah gadis yang ramah dan pandai, ia baik
kepada siapa saja kecuali pada A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah sudah
ia basahi dengan air dalam termosnya.
A Kiong. Anak Hokian. Keturunan
Tionghoa ini adalah pengikut sejati Mahar sejak kelas satu. Baginya Mahar
adalah suhunya yang agung. Kendatipun pria kecil ini berwajah buruk rupa, ia
memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong pada
siapapun kecuali Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyata mereka
berdua saling mencintai satu sama lain.
Syahdan. Anak nelayan yang ceria ini
tak pernah menonjol. Kalau ada apa-apa dia pasti yang paling tidak
diperhatikan. Misalnya ketika bermain sandiwara, Syahdan hanya kedapatan jadi
tukang kipas putri dan itupun masih banyak kesalahannya. Syahdan adalah saksi
cinta pertama Ikal, ia dan Ikal bertugas membeli kapur di Toko Sinar Harapan
semenjak Ikal jatuh cinta pada A Ling. Syahdan ternyata memiliki cita-cita yang
tidak pernah terbayang oleh Laskar Pelangi lainnya yaitu menjadi aktor. Dengan
bekerja keras pada akhirna dia menjadi aktor sungguhan meski hanya mendapatkan
peran kecil seperti tuyul atau jin. Setelah bosan, ia pergi dan kursus
komputer. Setelah itu ia berhasil menjadi network designer.
Kucai. Ketua kelas sepanjang
generasi sekolah Laskar Pelangi. Ia menderita rabun jauh karena kurang gizi dan
penglihatannya melenceng 20 derajat, sehingga jika ia menatap marah ke arah
Borek, maka akan terlihat ia sedang memperhatikan Trapani. Laki-laki ini sejak
kecil terlihat bisa menjadi politikus dan akhirnya diwujudkan ketika ia dewasa
menjadi ketua fraksi di DPRD
Borek. Pria besar maniak otot. Borek
selalu menjaga citranya sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli
di toko milik A Kiong dan Sahara.
Trapani. Pria tampan yang pandai dan
baik hati ini sangat mencintai ibunya. Apapun yang ia lakukan harus selalu
didampingi ibunya, seperti misalnya ketika mereka akan tampil sebagai band yang
dikomando oleh Mahar, ia tidak mau tampil jika tak ditonton ibunya. Cowok yang
bercita-cita menjadi guru ini akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa karena
ketergantungannya terhadap ibunya.
Harun. Pria yang memiliki keterbelakangan
mental ini memulai sekolah dasar ketika ia berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka
ini senantiasa bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan
tiga anak yang masing-masing berbelang tiga pada tanggal tiga kepada Sahara dan
senang sekali menanyakan kapan libur lebaran pada Bu Muslimah. Ia menyetor 3
buah botol kecap ketika disuruh mengumpulkan karya seni kelas enam.
Tokoh-tokoh lain dalam novel ini
adalah Bu Muslimah yang bernama lengkap N.A. Musimah Hafsari Hamid binti K.A.
Abdul Hamid. Dia adalah Ibunda Guru bagi Laskar Pelangi. Wanita lembut ini
adalah pengajar pertama Laskar Pelangi dan merupakan guru yang paling berharga
bagi mereka.
Pak Harfan. Nama lengkap K.A. Harfan
Efendy Noor bin K.A. Fadillah Zein Noor. Kepala sekolah dari sekolah
Muhammadiyah. Ia adalah orang yang sangat baik hati dan penyabar meski
murid-murid awalnya takut melihatnya.
Flo. Bernama asli adalah Floriana,
seorang anak tomboi yang berasal dari keluarga kaya. Dia merupakan murid
pindahan dari sekolah PN yang kaya dan sekaligus tokoh terakhir yang muncul
sebagai bagian dari laskar pelangi. Awal pertama kali masuk sekolah, ia sempat
membuat kekacauan dengan mengambil alih tempat duduk Trapani sehingga Trapani
yang malang terpaksa tergusur. Ia melakukannya dengan alasan ingin duduk di
sebelah Mahar dan tak mau didebat.
A Ling . Cinta pertama Ikal yang
merupakan saudara sepupu A Kiong. A Ling yang cantik dan tegas ini terpaksa
berpisah dengan Ikal karena harus menemani bibinya yang tinggal sendiri.
Selami ironisnya kehidupan mereka,
kejujuran pemikiran mereka, indahnya petualangan mereka dan temukan diri anda
tertawa, menangis, dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Novel ini
dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories dan
khususnya juga buat siapa saja yang masih percaya akan adanya pintu keajaiban
lain untuk mengubah dunia pendidikan. Di tengah upaya untuk tetap
mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi tantangan yang besar.
2. Kelebihan
Kelebihannya buku ini menceritakan
tentang persahabatan dan setia kawanan yang erat dan juga mencakup pentingnya
pendidikan yang begitu mendalam. Serta kisahnya yang mengharukan.
3. Kelemahan
Kelemahannya yaitu penggunaan
nama-nama ilmiah dalam ceritaceritanya. Hal ini membuat pembaca kurang nyaman
dalam membaca. Apalagi glosarium diletakkan di bagian belakang novel. Hal ini
menambah ketidakpraktisan memahami istilah-istilah ini. Selain itu, imajinasi
pembaca bisa terhambat jika mereka tak memahami istilah-istilah tersebut.
Alurnya yang tidak jelas. Tidak seperti Harry Potter atau Ayat-Ayat Cinta
dengan alur yang enak diikuti, cerita-cerita dalam Laskar Pelangi ini alur
waktunya dibolak-balik sehingga membingungkan pembaca. Apalagi tidak disebutkan
tahun berapakah tiap-tiap peristiwa itu terjadi.
C. Organisasi Buku
Novel yang berjudul Laskar Pelangi
ini dalam penyajiannya sudah cukup baik sebagai bacaan semua umur. Dimulai dari
pembukaan cerita sampai penutup cerita sudah baik karena dari satu cerita ke
cerita lainnya tidak bertele-tele atau menyambung dan uniknya lagi pengarang
dapat mengajak pembaca untuk berpikir akhir dari cerita novel itu (solution).
D. Bahasa Buku
Pengarang menggunakan bahasa yang
tidak baku supaya masyarakat umum (bahasa daerah), khususnya para remaja mudah
mengerti dari isi novel ini.
E. Kesimpulan
Dari novel yang di buat oleh Andre
Hirata ini, saya dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting, salah
satunya kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua pemberian
Tuhan, tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu, dan tidak ada yang
tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha. Dan satu lagi, pintar tidak
menjamin kita untuk selalu sukses, seperti cerita pada tokoh lintang, dia anak
yang pintar, namun diakhir cerita dia menjadi seorang supir truk, disini saya
dapat mengambil kesimpulan, bahwa semua kehidupan manusia sudah ada yang
mengaturnya, yaitu Tuhan. Semua yang kita kerjakan tidak lepas dari campur
tangan Tuhan.
F. Saran
Berikut beberapa saran dari saya
bagi para pembaca. Untuk benar-benar memahami novel ini kita harus mengenal
nama-nama ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar