Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen
a.
Model proses pengambilan keputusan
1.
Pemahaman dan perumusan masalah,bahwa setiap keputusan harus dapt
dipahami dengan perumusan masalah yang tepat dan akurat.
2.
Pengumpulan dan analisa yang relevan,bahwa setiap pengumpulan keputusan harus
mempunyai analisa yang relevan dan nyata dalam pengambilan keputusan.
3.
Pengembangan alternatif-alternatif ,bahwa setiap pengembangan
keputusan-keputusan dalam perumusan dan pengumpulan data harus dikembangkan
secara alternatif-alternatif suatu keputusan.
4.
Evaluasi alternatif-alternatif,bahwa setiap mengevaluasi suatu
keputusan harus dengan komposisi,data yamg lemgkap dan seimbang.
5.
Pemilihan alternatif terbaik,bahwa setiap pemilihan suatu keputusan
harus dengan konsep-konsep data alternatif yang terbaik.
6.
Implementasi keputusan,bahwa setiap keputusan harus mempunyai
perlengkapan yang matang dalam mengambil suatu keputusan.
7.
Evaluasi hasil-hasil keputusan,bahwa setiap keputusan harus mempunyai
hasil-hasil yang akurat ,analisa yang tepat.yang nantinya dapat di evaluasi dan
di kembangkan kembali sehingga menjadi hasil yang memuaskan.
b.
Tipe-tipe proses pengambilan
keputusan
Tipe-tipe keputusan dapat dibagi menjadi 3
yaitu:
1. Keputusan-keputusan
yang di program(programmed decisions)adalah satu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan dan
prosedur.keputusan ini rutin dan dilakukan berulang-ulang.
2. Keputusan-keputusan
yang tidak di program(non-programmed decisions)adalah suatu keputusan yang berkenan dengan
masalah-masalah khusus , khas dan tidak terbiasa.
3. Keputusan-keputusan
dengan kepastian , resiko dan ketidak pastian, dimana pembuatan keputusannya
untuk masa depan atau masa yang akan datang.
c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan
masalah
Penyelesaian atau pemecahan masalah adalah bagian
dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks di
antara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai
proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari
keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu
organisme atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk
bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju.
Keputusan konsumen untuk membeli atau
tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan saat yang penting bagi pemasar.
Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran telah cukup
bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik direncanakan
atau keliru menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi terhadap dua
pilihan alternative atau lebih.
Riset konsumen eksperimental
mengungkapkan bahwa menyediakan pilihan bagi konsumen ketika sesungguhnya tidak
ada satu pun pilihan, dapat dijadikan strategi bisnis yang tepat, strategi
tersebut dapat meningkatkan penjualan dalam jumlah yang sangat besar.
Terdapat tiga tingkat pengambilan keputusan konsumen spesifik, yaitu:
Terdapat tiga tingkat pengambilan keputusan konsumen spesifik, yaitu:
1. Pemecahan masalah yang luas, konsumen
membutuhkan berbagai informasi untuk menetapkan serangkaian kriteria yang
berguna menilai merek-merek tertentu dan banyak informasi yang sesuai mengenai
setiap merek yang akan dipertimbangkan. Pemecahan masalah yang terbatas,
konsumen tetal menetapkan criteria dasar untuk menilai kategori produk dan
berbagai merek dalam kategori tersebut.
2. Perilaku sebagai respon yang rutin,
konsumen telah memepunyai beberapa pengalaman mengenai kategori produk dan
serangkaian kriteria yang ditetapkan dengan baik untuk menilai berbagai merek
yang sedang mereka pertimbangkan.
Teori-teori pengambilan keputusan
konsumen bervariasi, tergantung kepada asumsi peneliti mengenai sifat-sifat
manusia. Terdapat empat pandangan atas pengambilan keputusan konsumen:
1. Pandangan ekonomi, konsumen sering
dianggap sebagai pengambil keputusan yang rasional.
2. Pandangan pasif, menggambarkan
konsumen sebagai orang yang pada dasarnya tunduk pada kepentingan melayani diri
dan usaha promosi para pemasar. Para konsumen dianggap sebagai pembeli yang
menurutkan kata hati dan irasional.
3. Pandangan kognitif, menggambarkan
konsumen berada diantara pandangan ekonomi dan pandangan pasif yang ekstrim,
yang tidak (atau tidak dapat) memperoleh pengetahuan yang mutlak mengenai semua
alternatif produk yang tersedia dan karena itu tidak dapat mengambil keputusan
yang sempurna, namun secara aktif mencari informasi dan berusaha mengambil
keputusan yang memuaskan.
4. Pandangan emosional, mengambil
keputusan yang emosional atau impulsive (menurutkan desakan hati).
Model dalam pengambilan keputusan
mempunyai tiga komponen utama yaitu:
1. Masukan
(input),
komponen ini mempunyai berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber
informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan
perilaku konsumen yang berkaitan dengan produk. Yang utama dalam faktor masukan
ini adalah berbagai kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh sosiobudaya di luar
pemasaran.
2. Proses
komponen ini berhubungan dengan cara konsumen mengambil keputusan.
Tindakan pengambilan keputusan konsumen terdiri dari tiga tahap, yaitu: (a)
Pengenalan kebutuhan, (b) Penelitian sebelum pembelian, dan (c) Penilaian
berbagai alternatif. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan pencarian informasi
sebelum pembelian, yaitu: (a) Faktor-faktor produk (lamanya waktu antar
pembelian, perubahan model produk, perubahan harga, jumlah pembelian, harga yang
tinggi, merk alternatif yang banyak, berbagai macam keistimewaan), (b) Faktor
situasi (pengalaman, dapat diterima secara sosial, pertimbangan yang
berhubungan dengan nilai), dan (c) Faktor produk (karakteristik demografis
konsumen, kepribadian). Berbagai isu dalam mengevaluasi alternative, yaitu:
(a) Rangkaian merek yang diminati, mengacu pada merk-merk khusus
yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan
pembelian dalam kategori produk tertentu, (b) Kriteria yang
Dipakai untuk Mengevaluasi Merek, merupakan rangkaian merk yang mereka
minati biasanya dinyatakan dari sudut sifat-sifat produk yang penting, (c)Consumer
Desicion Rules, merupakan prosedur yang digunakan oleh konsumen untuk
memudahkan pemilihan merk, (d) Gaya Hidup sebagai Suatu Strategi
Pengambilan Keputusan Konsumen, berpengaruh pada berbagai perilaku khusus
konsumen sehari-hari. (e) Incomplete Information and Noncomparable
Alternatives, dalam berbagai situasi pilihan para konsumen menghadapi
informasi yang tidak lengkap sebagaid asar keputusan dan harus menggunakan
berbagai strategi alternative untuk mengatasi unsur-unsur yang hilang,
(e) Series of Decisions (Serangkaian Keputusan), dalam suatu
pembelian dapat mencakup sejumlah keputusan. (f) Aturan Pengambilan
Keputusan dan Strategi Pemasaran, pengertian mengenai kaidah keputusan mana
yang akan digunakan konsumen dalam memilih produk atau jasa tertentu sangat
berguna bagi pemasar yang berkepentingan untuk merumuskan program promosi,
(g) Visi Konsumsi, sebagai gambaran pengambilan keputusan yang tidak
ortodoks, tetapi mungkin sekali akurat dalam situasi kurangnya pengalaman
konsumen dan tidak terstrukturnya maslah dengan baik, maupun dalam situasi yang
diliputi emosi yang dalam.
3.
Keluaran (output),
komponen ini
menyangkut dua kegiatan pasca pembelian yang berhubungan erat: perilaku
pembelian dan penilaian pasca
pembelian. Tujuan dari dua kegiatan
ini adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap pembeliannya.
d.
Pembelian
Istilah
purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang.
Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323),
yaitu:“Procurement is the business process of selecting a source, ordering,
and acquiring goods or services.”
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.
Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian
bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation
(production process).” Pendapat
tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan
masukan ke dalam proses produksi organisasi.
Berikut adalah pendapat Galloway dkk. (2000:31) mengenai
fungsi pembelian, yaitu: “The role of purchasing function is to make materials
and parts of the right quality, and quantity available for use by operations at
the right time and at the right place.” Pendapat tersebut kurang lebih
mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material
dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan
dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.
Pentingnya
fungsi pembelian
Management audit bisa digunakan untuk mengevaluasi organisasi secara keseluruhan ataupun fungsi tertentu dalam organisasi, untuk menentukan apakah perusahaan sudah memperoleh efisiensi biaya yang maksimum dari yang telah dilaksanakan oleh fungsi tersebut selama ini. Penelitian ini menjadikan fungsi pembelian sebagai sasaran audit.
Management audit bisa digunakan untuk mengevaluasi organisasi secara keseluruhan ataupun fungsi tertentu dalam organisasi, untuk menentukan apakah perusahaan sudah memperoleh efisiensi biaya yang maksimum dari yang telah dilaksanakan oleh fungsi tersebut selama ini. Penelitian ini menjadikan fungsi pembelian sebagai sasaran audit.
Fungsi pembelian sering dianggap sebagai bagian yang paling
penting dan berpengaruh, bahkan bisa dikatakan sebagian besar proses bisnis
berasal dari kegiatan pembelian. Alasan yang sangat fundamental untuk membahas
fungsi pembelian ialah karena dalam bidang ini pemborosan mudah terjadi, baik
karena perilaku yang disfungsional maupun karena kurangnya pengetahuan dalam
berbagai aspek dan kurang teliti dan cermat.
e.
Diagnosa perilaku konsumen
- . Penetapan masalah
- . Pencarian informasi
- . Evaluasi terhadap pilihan
- . Pemilihan
- . Hasil dari pilihan
- Need Aurosal
- Proses informasi konsumen
- Evaluasi Merek
- Pembelian
- Evaluasi sesudah pembelian
f.
Pengambilan
keputusan yang komplek seringnya untuk produk berkategori :
1.
Barang dengan harga tinggi
2.
Barang yang mempunyai resiko penampilan seperti mobil
dan produk medis
3.
Barang yang kompleks seperti computer
4.
Barang special seperti peralatan olah raga, perabot
5.
Barang yang berhubungan dengan ego seseorang seperti
pakaian, kosmetik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar